MENGHITUNG BESAR SAMPEL PENELITIAN
MENGHITUNG BESAR SAMPEL PENELITIAN
Rumus Besar Sampel Penelitian: Dalam statistik inferensial, besar sampel sangat menentukan representasi sampel yang diambil dalam menggambarkan populasi
penelitian. Oleh karena itu menjadi satu kebutuhan bagi setiap peneliti
untuk memahami kaidah-kaidah yang benar dalam menentukan sampel minimal
dalam sebuah penelitian.
Cara menghitung rumus besar sampel penelitian suatu penelitian sangat ditentukan oleh desain penelitian
yang digunakan dan data yang diambil. Jenis penelitian observasional
dengan menggunakan disain cross-sectional akan berbeda dengan
case-control study dan khohor, demikian pula jika data yang dikumpulkan
adalah proporsi akan beda dengan jika data yang digunakan adalah data
continue. Pada penelitian di bidang kesehatan masyarakat, kebanyakan
menggunakan disain atau pendekatan cross-sectional atau belah lintang, meskipun ada beberapa yang menggunakan case control ataupun khohor.
Terdapat banyak rumus untuk menghitung besar sampel minimal
sebuah penelitian, namun pada artikel ini akan disampaikan sejumlah
rumus yang paling sering dipergunakan oleh para peneliti.
Rumus Sampel Penelitian Cross-sectional
Untuk penelitian survei, biasanya rumus
yang bisa dipakai menggunakan proporsi binomunal (binomunal
proportions). Jika besar populasi (N) diketahui, maka dicari dengan
menggunakan rumus berikut:
Dengan jumlah populasi (N) yang diketahui, maka peneliti bisa melakukan pengambilan sampel secara acak).
Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1)=1 maka besar sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
= derajat kepercayaan
p = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusif
q = 1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif
d = limit dari error atau presisi absolut
Jika ditetapkan =0,05 atau Z1- /2 = 1,96 atau Z2
1- /2 = 1,962 atau dibulatkan menjadi 4, maka rumus untuk besar N yang diketahui kadang-kadang diubah menjadi:
Contoh Rumus Rumus Besar Sampel Penelitian
Misalnya, kita ingin mencari sampel
minimal untuk suatu penelitian mencari faktor determinan pemberian ASI
secara eksklusif. Untuk mendapatkan nilai p, kita harus melihat dari
penelitian yang telah ada atau literatur. Dari hasil hasil
penelitian Suyatno (2001) di daerah Demak-Jawa Tengah, proporsi bayi (p)
yang diberi makanan ASI eksklusif sekitar 17,2 %. Ini berarti nilai p =
0,172 dan nilai q = 1 – p. Dengan limit dari error (d) ditetapkan 0,05
dan nilai Alfa = 0,05, maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar:
= 219 orang (angka minimal)
Jika tidak diketemukan nilai p dari
penelitian atau literatur lain, maka dapat dilakukan maximal estimation
dengan p = 0,5. Jika ingin teliti teliti maka nilai d sekitar 2,5 %
(0,025) atau lebih kecil lagi. Penyederhanaan Rumus diatas banyak
dikenal dengan istilah Rumus Slovin.
Rumus Sampel Penelitian Case Control dan Kohort
Rumus yang digunakan untuk mencari besar sampel baik case control maupun kohort adalah sama, terutama jika menggunakan ukuran proporsi. Hanya saja untuk penelitian khohor, ada juga yang menggunakan ukuran data kontinue (nilai mean).
Besar sampel untuk penelitian case
control adalah bertujuan untuk mencari sampel minimal untuk
masing-masing kelompok kasus dan kelompok kontrol. Kadang
kadang peneliti membuat perbandingan antara jumlah sampel kelompok kasus
dan kontrol tidak harus 1 : 1, tetapi juga bisa 1: 2 atau 1 : 3 dengan
tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Rumus Sampel minimal Besar Sampel Penelitian Case Control
Adapun rumus yang banyak dipakai untuk mencari sampel minimal penelitian case-control adalah sebagai berikut:
Rumus Sampel minimal Besar Sampel Penelitian Kohort
Pada penelitian khohor yang dicari adalah jumlah minimal untuk kelompok exposure dan non-exposure atau kelompok terpapar dan tidak terpapar. Jika yang digunakan adalah data proporsi maka untuk penelitian khohor nilai p0 pada rumus di atas sebagai proporsi yang sakit pada populasi yang tidak terpapar dan p1 adalah proporsi yang sakit pada populasi yang terpapar atau nilai p1 = p0 x RR (Relative Risk).Jika nilai p adalah data kontinue (misalnya rata-rata berat badan, tinggi badan, IMT dan sebagainya) atau tidak dalam bentuk proporsi, maka penentuan besar sampel untuk kelompok dilakukan berdasarkan rumus berikut:
Contoh Kasus Rumus Besar Sampel Penelitian
Contoh kasus, misalnya kita ingin
mencari sampel minimal pada penelitian tentang pengaruh pemberian ASI
eksklusif dengan terhadap berat badan bayi. Dengan menggunakan tingkat
kemaknaan 95 % atau Alfa = 0,05, dan tingkat kuasa/power 90 %
atau ß=0,10, serta kesudahan (outcome) yang diamati adalah berat badan
bayi yang ditetapkan memiliki nilai asumsi SD=0,94 kg, dan estimasi
selisih antara nilai mean kesudahan (outcome) berat badan kelompok tidak
terpapar dan kelompok terpapar selama 4 bulan pertama kehidupan
bayi (U0 – U1) sebesar 0,6 kg (mengacu hasil penelitian Piwoz, et al.
1994), maka perkiraan jumlah minimal sampel yang dibutuhkan tiap
kelompok pengamatan, baik terpapar atau tidak terpapar adalah:
= 51,5 orang atau dibulatkan: 52 orang/kelompok
Pada penelitian khohor harus ditambah
dengan jumlah lost to follow atau akalepas selama pengamatan, biasanya
diasumsikan 15 %. Pada contoh diatas, maka sampel minimal yang
diperlukan menjadi n= 52 (1+0,15) = 59,8 bayi atau dibulatkan
menjadi sebanyak 60 bayi untuk masing-masing kelompok baik kelompok
terpapar ataupun tidak terpapar atau total 120 bayi untuk kedua kelompok
tersebut.
Penelitian Eksperimental
Menurut Supranto J (2000) untuk
penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap, acak kelompok atau
faktorial, secara sederhana dapat dirumuskan:
(t-1) (r-1) > 15
dimana : t = banyaknya kelompok perlakuan
j = jumlah replikasi
Contoh Kasus Rumus Besar Sampel Penelitian Eksperimen
Contohnya: Jika jumlah perlakuan ada 4 buah, maka jumlah ulangan untuk tiap perlakuan dapat dihitung:
(4 -1) (r-1) > 15
(r-1) > 15/3
r > 6
Untuk mengantisipasi hilangnya unit
ekskperimen maka dilakukan koreksi dengan 1/(1-f) di mana f adalah
proporsi unit eksperimen yang hilang atau mengundur diri atau drop out.
Demikian di atas telah dijelaskan Rumus
Besar Sample Penelitian berdasarkan berbagai jenis metode atau desain
penelitian. Semoga bermanfaat.
Referensi:
1. Bhisma-Murti, Prinsip dan Metoda Riset Epidemiologi, Gadjah Mata University Press,1997
2. Lemeshow, S. & David W.H.Jr,
1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan (terjemahan), Gadjahmada
University Press, Yogyakarta
3. Snedecor GW & Cochran WG, Statistical Methods 6th ed, Ames, IA: Iowa State University Press, 1967
4. Supranto, J. 2000. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.
0 Response to "MENGHITUNG BESAR SAMPEL PENELITIAN"
Posting Komentar